- BTN Bantu Korban Banjir Jawa Tengah
- Kapolres Demak Imbau Warga Tidak Perang Sarung Selama Ramadhan
- Satreskrim Polres Kendal Berhasil Ringkus Tiga Pelaku Curanmor Yang Resahkan Warga Kendal
- Lebaran, Disporapar Kendal Akan Gelar Konser Musik Gilga Sahid di Curug Sewu
- Puncak HUT ke-521 Demak Digelar Sederhana, Bupati Fokus Pemulihan Pascabanjir
- Sambut HUT Demak, Eisti Ziarahi Makam Para Leluhur Kota Wali
- Serahkan ratusan SK PPPK, Bupati Demak Tekankan 5 Hal Ini
- Tiga Pekan Gelar Operasi Pekat, Polda Jateng Ungkap 2.189 Kasus dan Tangkap 3.579 Pelaku
- Satpol PP Jateng Serahkan Bantuan Korban Banjir Demak, Pemkab Percepat Pengeringan
- Pemkab Demak Kirim 2 Pompa Besar Atasi Banjir di Sayung
H. Suwardi, Ajak Peternak Berkoperasi Supaya Sejajar Dengan Korporasi
Hidup Tidak Boleh Hanya Berpikir Satu Potensi
Keterangan Gambar : H. Suwardi, dalam suatu acara foto bersama Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki
Kendal (beritakita.net) - Koperasi merupakan soko gurunya ekonomi bangsa. Koperasi itu tujuannya menyejahterakan anggota. Karena koperasi menganut prinsip dari kita, oleh kita dan untuk kita. Oleh karena itu, karena itu mari kita berkoperasi agar bisa sejajar dengan korporasi.
Baca Lainnya :
- Baznas Kendal Luncurkan Program Badan Microfinance Desa
- Keripik Pisang Bangunsari Tembus Pasar Luar Negeri
- Beralih Buat Masker, Kiat Pengusaha Konveksi Bertahan di Tengah Masa Pandemi
- Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Kendal untuk Bangun Puskesmas
- Rois Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh Panen Padi Organik di Blora
Penegasan itu disampaikan H. Suwardi, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Jawa Tengah, saat menjadi salah seorang pembicara seminar virtual dengan tema “Mewujudkan Demokrasi Ekonomi dengan Jalan Peternak Berkoperasi,” Sabtu (07/11/2020).
Suwardi yang juga ketua paguyupan peternak ayam telur Kabupaten Kendal, mengaku sejak kecil terbiasa hidup mandiri dan bekerja keras. Suwardi pernah menjadi pencari rumput, penjual pisang hingga menjadi sopir. Agaknya, hal itu membuat Suwardi tumbuh menjadi sosok yang penuh tanggungjawab hingga ia dipercaya untuk memimpin desanya.
Tahun pertama menjadi Kepala Desa Plososari, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Suwardi fokus membangun ketahanan pangan. Kemudian Kades Suwardi melakukan pemberdayaan masyarakat di desanya melalui komoditas peternakan. Awalnya, Suwardi mengajari warga beternak ayam dengan hanya memelihara 300 ekor sampai 500 ekor ayam.
Hal itu dilakukan Kades Suwardi, karena ia sangat menyadari jika daerahnya memiliki potensi peternakan. Dari situ, Suwardi mulai merintis usaha peternakan ayam telur dari nol. Saat itu Suwardi bekerja sama dengan pihak perbankan, dan pada tahun 2016 Suwardi ikut kelompok Pinsar Petelur Nasional (PPN) dan didaulat menjadi Ketua PPN Kendal.
“Alhamdulillah, berkat dukungan masyarakat, peternakan ayam makin berkembang. Dari budidaya ternak ayam, ekonomi warga Plososari secara perlahan semakin membaik. Selain itu, angka pengangguran menjadi berkurang seiring dengan terbukanya lapangan kerja baru di desa yang berpenduduk 6.700 jiwa yang terdiri dari 2.230 kepala keluarga,” ungkap H. Suwardi.
Sebagai Ketua PPN Kendal, Suwardi sangat bertanggungjawab. Dengan telaten Suwardi membiba para peternak guna menyatukan persepsi peternak di tiap kecamatan. Kegigihan ayah dari tiga anak itu membuahkan hasil. Karena membawa Kabupaten Kendal menjadi nomor dua nasional dalam populasi ayam ternak.
“Di Kabupaten Kendal ada sekitar 776 peternak dengan produksi telur 300 ton sampai 302 ton setiap hari,” ungkap H. Suwardi, seraya menambahkan, ada tiga aspek penting supaya orang bisa meraih sukses. Pertama tenaga, kedua pikiran dan ketiga finansial. Jika seseorang memiliki ketiganya serta ditambah keuletan, maka menurut Suwardi, kesuksesan akan digenggam.
Setelah sukses berjuang melalui PPN Kendal, Suwardi beserta kelompoknya pada 23 Oktober 2018 membentuk koperasi. Wadah itu diberi nama ‘Koperasi Unggas Sejahtera Kendal’. Saat ini ‘Koperasi Unggas Sejahtera Kendal’ beranggotakan 125 peternak sebagai anggota tetap dan 460 peternak sebagai anggota tidak tetap.
“Modal awal koperasi diusahakan secara mandiri. Berawal dari keuntungan berdagang jagung, lalu dimasukkan ke kas organisasi sebagai modal awal koperasi. Alhamdulillah sekarang koperasi kami mempunyai 2 mobil angkutan, 2 truk, 2 mobil pikup dan 1 mobil peraga. Kendaraan itu kami gunakan sebagai moda transportasi angkutan pakan peternak, mengangkut jagung dan katul juga mengangkut telur,” tandas H. Suwardi.
Bagi Suwardi, dalam hidup tidak boleh hanya berpikir satu potensi, tetapi harus berpikir 10 tahun kedepan potensi apa yang bakal terjadi. Suwardi yang aktif membangun desa Plososari, di antaranya membangun sekitar 23 irigasi untuk menunjang pertanian, mempunyai prinsip ‘Jangan pernah menyerah dan putus asa, tetap merangkak setapak demi setapak. (Kiswanto)