- Uang Bansos Prakerja untuk Beli Narkoba, Polres Grobogan Ringkus Kurir Obat Terlarang
- Konsep Pam Swakarsa Komjen Listyo Sigit Berbeda dengan Tahun 1998
- Curat di Bogorejo, Uang Rp 257 Juta dan Sejumlah Perhiasan Digondol Maling
- Bobol Rumah Warga, Dua Residivis Curanmor Asal Bojonegoro Diringkus Unit Reskrim Polsek Cepu
- Jelang Liga Jateng Hebat, Putra Bhayangkara Blora Matangkan Persiapan Tim
- Ikhtiar Agar Covid-19 Segera Berakhir, MUI Jateng Serukan Istighotsah Seusai Salat Jumat dan Maghrib
- Ditemukan Mayat Mengambang di Sendang Sugihmanik
- Kasus Ujaran Kebencian Natalius Pigai, Polri Terapkan Konsep Presisi
- Pejabat Struktural Setda Blora Tandatangani Pakta Integritas
- Bupati Orang Pertama di Blora yang Disuntik Vaksin Covid-19
Tri Hastuti Juara Lomba Cipta Puisi Nasional
Dari Segi Tema Rata-rata Bagus

Purwokerto (beritakita.net) - Tri Hastuti dari Purbalingga terpilih sebagai Juara I Lomba Lomba Cipta Puisi Nasional 2020 yang diadakan Komunitas Sastra Ikutlomba Purwokerto belum lama ini.
Puisinya berjudul “Di Surau itu” berhasil menyisihkan ribuan puisi dari para peserta lain dari seluruh Indonesia. Puisi ini mendapatkan nilai terbanyak tanpa ada perdebatan berarti dari para juri.
Ketua panitia pelaksana Wahyuli Aprianto mengatakan, dewan juri dalam lomba cipta puisi kali ini adalah Ketua Dewan Kesenian Jawa Tengah Gunoto Saparie, Direktur Eksekutif Yayasan Cinta Sastra Jakarta Nia Samsihono, dan mantan Kepala Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Jakarta Ariany Isnamurti.
Baca Lainnya :
- DPK Blora Juara Nasional Lomba Video Cerita yang Diselenggarakan Perpusnas
- Juara Event Bersama Pakudjembara 2020, Blora Terus Genjot Promosi Wisata
- KSBN Sambut Baik Pembentukan Jaringan Pancamandala di Jateng
- Komunitas Seni Didorong Bentuk Platform Digital
- Puluhan Lukisan Perupa Sejumlah Kota Dipamerkan di Blora
"Mereka satu bulan penuh melakukan penilaian dan rapat dua kali secara virtual untuk menentukan para juara," kata salah seirang juri, Gunoto Saparie seraya menambahkan, juara kedua dalam lomba cipta puisi itu adalah Nuri Feriska, dari Sidoarjo dengan puisinya “Segelas Air Hangat”.
Sedangkan juara ketiga diraih Putu Ratna Indiyani Manik, juga dari Sidoarjo, dengan puisinya “Langit Masih Saja Kesepian”. Para juri menetapkan pula juara harapan I Nur Cholis Majid dari Kutai dengan puisi “Jaring-jaring Sunyi”.
Kemudian juara harapan II Kanza Irdha Rumi dari Bekasi dengan puisi “Ke Mana Aku Harus Pergi”. Sedangkan Amelya Septiana dari Jambi dengan puisi “Napas Rindu di Pengujung Waktu” terpilih sebagai juara harapan III.
"Selain itu, para juri juga menetapkan para peserta yang masuk dalam 40 besar,” ujar Gunoto. Ia menambahkan, kriteria yang dipakai oleh para juri dalam penilaian adalah kesesuaian dengan tema, pesan yang ingin disampaikan, kerapian penulisan, diksi dan gaya bahasa, dan estetika atau keindahan.
Gunoto secara umum menilai, puisi-puisi yang dikirimkan para peserta ke dalam lomba dari segi tematik rata-rata cukup bagus. Namun, sayang sekali banyak yang tidak memperhatikan bentuk atau cara pengungkapannya.
Para peserta pun banyak yang mengabaikan ejaan. Sehingga ada puisi seharusnya cukup memadai, namun menjadi jatuh karena masalah penggunaan bahasa yang buruk. (GS/TTS)
