- Sat Samapta Polres Demak Giatkan Patroli, Cegah Gangguan Kamtibmas
- Terjunkan 500 Personel, Polres Demak Siap Amankan Lebaran 2025
- Berbagi Rezeki Kepada Warga Yang Membutuhkan
- Turut Berduka Cita, Polres Demak Gelar Salat Ghaib Untuk 3 Polisi di Lampung
- Buka Puasa Bersama Yatim dan Penyandang Disabilitas
- Dibakar Api Cemburu Buta, Seorang Pria di Demak Tega Aniaya Teman Pacarnya
- Berbagi Kebahagiaan Ramadhan, Kapolres Demak Berikan Bansos kepada Cleaning Service
- Polisi dan Mahasiswa Bagikan Ratusan Sajadah Hingga Sandal Jepit Untuk Warga Pesisir Demak
- Empat Pelaku Judi Ditangkap Satreskrim Polres Demak
- Jalin Sinergitas, Polres Demak Gelar Buka Puasa Bersama Awak Media
Bupati Demak Kawal Kelola Sampah Jadi Cuan, Hingga Jadi Bangunan Pemecah Ombak

Demak,(beritakita.net)-Sedikitnya 11 Pondok Pesantren (Ponpes) di Demak, telah menerima pelatihan, dan pengawalan untuk mengelola sampah menjadi cuan (uang).
“Mereka mengajarkan bagaimana mengelola sampah organik, dan anorganik, nantinya sampah organik hancur, bisa menjadi pupuk organik, dan sampah anorganik dibuat oleh direktur bank sampah, selanjutnya bisa dijual,” kata Bupati Demak, Eistianah, setelah membuka Pelatihan pengelolaan sampah berbasis masyarakat atau komunitas , di Ponpes Al-Hidayat, Dk. Krasak Ds. Temuroso Kec. Guntur, pada Rabu (18/9).
Selanjutnya, pengelolaan sampah masyarakat berbasis ini, termotivasi dari usulan para pengasuh ponpes di Demak. Mereka kesulitan membuang sampah yang menumpuk di lingkungan ponpes, karena pihak desa sulit diajak bekerja sama. Selanjutnya bupati meminta Dinas Lingkungan Hidup Demak, melakukan pelatihan pengelolan sampah berbasis masyarakat, dan masalah sampah ini bisa terselesaikan.
Baca Lainnya :
- Pengawasan Desa Waskita, Wabup Demak Motivasi 8 Desa Berpredikat Waspada
- Kapolres Demak : Jelang Pilkada, TNI-Polri Harus Solid
- KPU Buka Pendaftaran KPPS, Pemkab Demak Siap Dukung SDM
- Polres Demak Berhasil Menggagalkan Pengiriman Bahan Baku Es Moni
- Tekan Angka Kemiskinan, Pemkab Demak Beri Modal Usaha Bagi Dari Daerah Tingkat Kemiskinan Ekstrim
Eisti menekankan pentingnya mengolah sampah, selain membuat lingkungan bersih, sampah juga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.
Menumpuknya sampah di ponpes, bikin bingung, oleh karena itu, dia memberikan pelatihan kepada para santri tentang cara mengelola sampah. Selain membuat pesantren tetap bersih, sampah yang dipilah bisa dijual kembali dan menghasilkan cuan.
Selain untuk penghasilan, para santri juga bisa menambah ilmu dan mengurangi sampah yang nantinya akan dibuang ke TPA.
Diberitakan, Demak pernah mengalami darurat sampah pada tahun 2018, ketika sampah di TPA Kalikondang menggunung atau kelebihan beban. Jadi, pengelolaan sampah di tingkat desa, sangat penting biar TPA tidak kelebihan beban.
Terkait pengelolaan sampah, Eisti juga punya rencana menggunakan sampah anorganik yang sudah tidak bisa diolah, dikelola menjadi bahan material pembangunan Alat Pemecah Ombak (APO) di kawasan pesisir yang terdampak abrasi rob. Langkah ini sudah dimulai dengan beberapa pihak kerjasama, dan pelaksanaannya akan dilimpahkan ke Dinas Pekerjaan Umum. (sukma)