- 414 Masyarakat Kendal Terima Bantuan ATENSI dari Kemensos
- Emak Emak Solo Raya Gelar Deklarasi Dukung Prabowo Maju Pilpres 2024
- Siswa SMA Negeri 3 Purwokerto Ikuti Pelatihan Produksi Film Pendek
- Wabup Kendal Buka Pesta Siaga Binwil Semarang
- Polsek Tanon Sragen Ringkus Penipu yang Bawa Kabur Motor Milik Pelanggan HIK
- Remaja Gereja Santa Maria Sragen Dapat Sosialisasi UU ITE dan Pencegahan Bulying
- Warga Jati Sragen, Terima Sejumlah Bantuan dari YBM PLN UP3 Surakarta
- Kapolda Jateng Pimpin Apel Bersama TNI-Polri
- Polres Demak Gelar Jumat Curhat Dengan Wartawan
- Pemkab Kendal Gelar Hasil Pembangunan Tahun 2022
Gunoto Saparie: Seniman Kini Bebas Berekspresi Pascapandemi
BERTAHAN DI MASA SULIT

Semarang (beritakita.net) - Para seniman kini dapat lebih berekspresi pada situasi pascapandemi. Kalau sebelumnya saat pandemi Covid-19 masih merajalela sektor kesenian terpukul, kini mereka mulai bernapas lega. Larangan pertemuan tatap muka berskala besar tidak ada lagi.
Hal itu dikatakan Deputi I Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah Gunoto Saparie dalam acara Jateng Gayeng melalui Pro4 RRI Semarang FM 88.2 MHz dan AM 801 KHz, Kamis pagi, 5 Januari 2022.
Diwawancarai oleh penyiar RRI Semarang Siwi Djatmiko, Gunoto mengatakan, kesenian pertunjukan, seperti teater, tari, dan musik membutuhkan waktu, ruang, seniman itu sendiri, dan hubungan antara seniman dan penikmat seni.
Baca Lainnya :
- Satupena Jateng Ramaikan Bulan Puisi Esai
- Lukisan, Puisi Senyap Pameran Tunggal Sitok Srengenge
- Andreas, Pelukis Kawakan Semarang, Pamerkan Potret Lempongsari Lewat Lukisan
- Kota Semarang Juara Umum: Ini Para Juara Festival Tunas Bahasa Ibu Jawa Tengah 2022
- Sri Puryono Calon Kuat Ketum KSBN Jawa Tengah 2022-2027
Karena itu sektor kesenian, terutama seni pertunjukan, sangat terdampak dengan adanya kebijakan bekerja dari rumah, penjarakan sosial, dan pembatasan sosial skala besar (PSBB). Berbagai cara telah diupayakan penggiat seni agar kehidupan kesenian itu bertahan.
Menurut Gunoto, pada masa pandemi para seniman terpaksa berkompromi agar tetap eksis dan tidak terpuruk. Ternyata, meskipun di tengah situasi pandemi Covid-19 ada peningkatan kreativitas dan inovasi, sehingga memberikan peluang dan tantangan untuk bertahan di masa-masa sulit.
Para seniman mulai mengubah pertunjukannya secara daring, padahal biasanya berlangsung secara tatap muka.
“Saat ini ketika pandemi berakhir, dalam situasi transisi menuju kenormalan tetap dibutuhkan dukungan dari masyarakat, pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk bersama-sama melestarikan seni dan budaya di masyarakat.
Pemberian ruang pertunjukan, lanjutnya, kebijakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dibutuhkan untuk mengantisipasi kegagapan kegiatan seni dan budaya pascapandemi.
Gunoto menuturkan, pandemi telah membuat semua sektor jungkir balik, termasuk kesenian. Karena itu, agar ekosistem seni di Indonesia pulih, beberapa hal positif yang dlakukan saat pandemi masih dapat dilakukan. Misalnya interaksi dan pertunjukan di ruang virtual masih tetap efektif, selain secara tatap muka.
“Bahkan melalui ruang virtual ini, seniman dan komunitas seni dapat memperluas jaringan, memobilisasi sumber daya, dan melibatkan diri dalam jejaring serta gerakan global,” tandasnya.
(HAR/GUN/TTS)