- Polisi Amankan Remaja Bawa Sajam, Diduga Hendak Lakukan Penganiayaan
- Peduli Lingkungan, Polres Demak Tanam 1.500 Pohon Mangrove
- Kegiatan Rutin, Polres Demak Gelar Donor Darah
- Bupati : Koperasi Merah Putih Kendal Selesai Dibentuk
- Nekat Curi Handphone, Warga Kota Semarang Diamankan Polres Demak
- Kapolres Demak : Jangan Rayakan Kelulusan SMA Secara Berlebihan
- Satlantas Polres Demak Bantu Pengendara Mogok Akibat Rob
- Polrestabes Semarang Tetapkan 6 Tersangka dari Kelompok Anarko Terkait Rusuh Demo Mayday
- Amankan Hari Buruh, Polres Demak Siagakan 400 Personel
- Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Kapolres Demak Pimpin Panen Jagung
39 Penulis Siap Ikut Antologi Esai Lingkungan Hidup
LAINNYA DITUNGGU SAMPAI 15 FEBRUARI

Keterangan Gambar : Gunoto Saparie (kiri) dan Mohammad Agung Ridlo.
Semarang (beritakita.net) - Sebanyak 39 penulis siap berpartisipasi dan ikut menyumbangkan tulisannya dalam buku Antologi Esai tentang Lingkungan Hidup. Buku yang direncanakan berjudul “Dari Bencana ke Bencana” itu diterbitkan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan beberapa instansi terkait.
Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie didampingi sekretaris umum organisasi tersebut Mohammad Agung Ridlo mengatakan, tenggat waktu pengiriman naskah tanggal 15 Februari 2023, pukul 24. Ini berarti, kemungkinan jumlah penulis yang berminat mengikutkan tulisannya dalam buku antologi esai tentang lingkungan hidup itu akan bertambah.
Baca Lainnya :
- Bupati Kendal Terima Kunjungan Akademik Universitas Indonesia
- Jalan Provinsi Blora-Grobogan Rusak dan Berlubang
- Satres Narkoba Polres Sragen Ungkap Lima Kasus, Enam Tersangka Ditangkap
- Gandeng Pusdiklat Administrasi Kemenag, UIN Walisongo Gelar ToT Moderasi Beragama
- Pemahaman Moderasi Beragama Guru Agama dan Penyuluh Perlu Ditingkatkan
"Masih ada waktu sekitar tiga pekan lagi. Naskah agar dikirimkan ke posel: satupenajateng@gmail.com. Dari naskah-naskah yang telah masuk, berbicara tentang lingkungan hidup dari segi planologi, sosiologi, politik, ekonomi, kebudayaan, bahkan agama," kata Gunoto di Sekretariat Satupena Jateng, Jalan Taman Karonsih I Nomor 1082 Semarang, Kamis (26/1/2023) malam.
Tentu saja, tambah Gunoto hal itu sangat menggembirakan, karena dari buku ini nantinya dapat membaca esai-esai lingkungan hidup dari berbagai perspektif. Mereka pun bukan hanya dari Jawa Tengah, namun juga dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri.
Mohammad Agung Ridlo menambahkan, berbagai bencana yang silih berganti melanda negeri ini seakan tak kunjung henti, mulai dari banjir bandang, banjir genangan, badai angin kencang, angin puting beliung, terpaan meteor, tanah longsor, penurunan/amblesan tanah (land subsidence), letusan gunung api, maupun gempa dan tsunami yang telah menciptakan teror bagi sebagian warga negeri ini.
Selain itu, wabah penyakit, kelaparan, kemiskinan, serta bencana akibat gagalnya teknologi skala besar, membuat bencana di negeri ini semakin lengkap. Menurut Agung, permasalahan yang sering dihadapi terkait bidang penanggulangan bencana adalah kinerja yang dirasakan masih belum optimal.
Para pemangku kepentingan di negeri ini, kata Agung Ridlo dirasakan belum siap menghadapi bencana. Koordinasi dan kerja sama dalam menghadapi tanggap darurat masih terlihat belum padu dan hal pendistribusian bantuan kepada para korban, juga termasuk upaya pemulihan pasca gempa. Hal ini mengakibatkan masih tingginya korban jiwa maupun kerugian material.
“Buku antologi esai lingkungan hidup ini akan ditulis oleh beberapa penulis yang mempunyai kompetensi di bidangnya dari berbagai disiplin ilmu. Mereka dari berbagai instansi dan perguruan tinggi, juga ada budayawan, ulama, wartawan, dan umum,” kata Agung yang menjadi tim editor bersama Anggota Dewan Pakar Satupena Jateng, Nugroho SBM dan Ketua Bidang Nonfiksi Esthi Susanti Hudiono.
(HAR/GUN/TTS)