- Polisi Amankan Remaja Bawa Sajam, Diduga Hendak Lakukan Penganiayaan
- Peduli Lingkungan, Polres Demak Tanam 1.500 Pohon Mangrove
- Kegiatan Rutin, Polres Demak Gelar Donor Darah
- Bupati : Koperasi Merah Putih Kendal Selesai Dibentuk
- Nekat Curi Handphone, Warga Kota Semarang Diamankan Polres Demak
- Kapolres Demak : Jangan Rayakan Kelulusan SMA Secara Berlebihan
- Satlantas Polres Demak Bantu Pengendara Mogok Akibat Rob
- Polrestabes Semarang Tetapkan 6 Tersangka dari Kelompok Anarko Terkait Rusuh Demo Mayday
- Amankan Hari Buruh, Polres Demak Siagakan 400 Personel
- Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Kapolres Demak Pimpin Panen Jagung
Juru Kunci Gelar Tradisi Ganti Luwur Makam Sunan Kalijaga dan Kerabat
KAIN BEKAS LUWUR JADI REBUTAN
.jpg)
Demak (beritakita.net) - Tradisi tahunan Ganti Luwur makam Sunan Kalijaga kembali dilaksanakan, Rabu (6/7/2022). Kegiatan itu merupakan warisan tradisi sejak ratusan tahun silam sebagai sarana penghormatan.
"Kegiatan ganti luwur ini sudah berjalan ratusan tahun lalu. Kita di sini mentradisikan sampai sekarang masih tetap kita lestarikan," terang Juru Kunci Makam Sunan Kalijaga, R. Edy Mursalin usai prosesi Ganti Luwur.
Baca Lainnya :
- Ada Ukiran Porno, Pintu Asli Masjid Agung Demak Dipindah ke Desa Bungo
- Ada Jejak Telapak Kaki Sunan Kudus di Masjid Al Karomah Bonang
Tradisi Ganti Luwur dilakukan setiap tahun dan menjadi rangkaian acara sebelum Penjamasan Pusaka peninggalan Sunan Kalijaga, yakni keris Kiai Cerubuk dan Kiai Kotang Ontokusumo.
Ganti luwur sebagai rangkaian penjamasan yang tiap tahun dilaksanakan. Penggantian kain cungkup makam, terang R. Edy, terdiri dari tiga jenis. Yaitu kelambu, gebyok, dan lurup-lurup.
"Gebyok itu kain putih biasa yang mengelilingi makam Sunan Kalijaga. Kemudian ada kelambu, yaitu semacam kain yang bermotif kembang-kembang, kemudian ada lurupnya mahesan dan patoknya," jelas R. Edy.
Ganti luwur, tambah Edy, memiliki makna tersendiri. Selain sebagai kewajiban, juga sebagai bentuk penghormatan kepada Sunan Kalijaga.
"Filosofi atau makna yang terkandung dalam tradisi ini, adalah bentuk memuliakan Eyang Sunan Kalijaga atau Raden Sahid, itu yang paling utama. Ini bentuk tata cara kita memuliakan beliau, antara lain dengan khotmil Qur'an, tahlil, yasinan dan doa," tandas R. Edy.
Ganti luwur, kata dia, sebagai salah satu bentuk memuliakan Kanjeng Sunan. Selain Ganti Luwur Makam Sunan Kalijaga, penggantian kain kelambu cungkup makam juga dilakukan beberapa cungkup makam keluarga Suana Kalijaga.
"Tiap tahun Makam Eyang Sunan Kalijaga Raden Sahid dan istrinya, serta empat makam putra-putri Kanjeng Sunan, luwur dan kelambunya kita ganti semua," tambah R. Edy.
Ganti luwur juga dilakukan di makam atau nisan ayahanda Sunan Kalijaga dan makam atau nisan adik Sunan Kalijaga yang bernama Dewi Rosowulan. Hal sama juga dilakukan di makam yakni Pangeran Widjil V.
"Jadi di sini komplit, Eyang Sunan Kalijaga beserta istri, putra-putrinya, ayahanda, adiknya, kemudian tadi ada juga Kiai Derik, Nyai Derik, luwurnya kita diganti semua," jelas R. Edy Mursalin.
Juru Kunci Makam Sunan Kalijaga, R. Edy tak menampik, bahwa banyak masyarakat atau peziarah yang menginginkan potongan kain bekas luwur dari makam tersebut.
"Menurut cerita sejumlah orang yang meminta potongan kain itu bermacam-bermacam dengan tata cara yang berbeda. Tapi bagi kami, selama potongan kain luwur itu masih ada, ya kita berikan," tutup R. Edy.
(IBNU S WIJAYA)