- Polsek Kebonagung Bersama Posramil Gelar Kerja Bakti Bersihkan Rumah Roboh
- Anggota TNI-Polri Evakuasi Lansia dari Banjir
- Sat Reskrim Polres Demak Ungkap Kasus Perjudian
- Polsek Karanganyar Laksanakan Pengamanan Obyek Wisata Degega
- Perlu Penguatan Sinergitas Media dan DPRD Jateng
- Kapolres Demak Tinjau Pemukiman Warga dan Tanggul Sungai Tuntang yang Jebol
- Sekwan DPRD Jateng dan Media Gelar FGD
- Polres Demak Dirikan Tempat Pengungsian dan Dapur Umum
- Kejati Jateng Gelar Media Gathering Tingkatkan Sinergitas Bersama Insan Media
- Bupati Demak Bersama Kapolres dan Dandim Cek Lokasi Banjir
Lestarikan Alam Desa Kedungwaru Lor, Warga Gelar Wayangan Semalam Suntuk

Demak,(beritakita.net)-Budaya Bersih desa Apitan Sedekah Bumi direfleksikan dengan menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk, di rumah kepala desa Kedungwaru Lor, Kecamatan Karanganyar, Demak, pada Sabtu (8/6).
Menurut Kepala Desa Kedungwaru Lor, Lukito Budi Utomo, sebagai upaya membersihkan desa, sengaja menggelar budaya sedekah bumi wayang kulit semalam suntuk.
Wayang Kulit dengan Lakon "Wahyu Katentreman", diharapkan dapat mengilhami persatuan, kekompakan, dan kerukunan warga.
Baca Lainnya :
- Kelurahan Sampangan Gelar Apitan diisi oleh Kuda Lumping Turonggo Seto
- Gagasan Mas Wawan Sangat Bagus untuk Kemajuan Pendidikan Kota Semarang Ke Depan
- TMMD Desa Mergonten Dempet Resmi Ditutup
- Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Ditengah Beragam Keberagaman
- Gandeng Pensiunan Karyawan, Pegadaian Kanwil IX Jakarta 2 Ingin Dekatkan Layanan ke Masyarakat
“Sebagai rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah, kami menggelar sedekah apitan wayang kulit semalam suntuk,” ucap lukito.
Lakon wahyu katentreman, dapat menjadi motivasi warga dalam membangun desa secara damai.
Sebelum pagelaran wayang kulit dimulai, kepala desa menyerahkan tokoh wayang lakon wahyu katentreman kepada dalang, Ki Rio Pamungkas Miharja Putra.
Desa Kedungwaru Lor sempat terdampak banjir besar Karanganyar, pada bulan Februari-Maret. Banjir telah merusak hasil panen padi areal pertanian, namun warga setempat tetap optimis sedekah bumi menjadi solusi perbaikan pada masa tanam selanjutnya.
Bantuan pembangunan fisik dari pemerintah, seperti talud saluran irigasi, atau sungai. Selanjutnya bantuan pembangunan Jalan Usaha Tani mendukung penintan hasil kawasan bumi setempat.
Sementara itu, Sekeretaris Kecamatan Karanganyar, Umi Rohanisah Wijayanti mewakili bupati demak, mengatakan
meaki kemarin sawahnya terdampak banjir, namun warga masih bersyukur.
“Semoga sedekah bumi menjadi media untuk merefleksikan hubungan penting antar kita dengan lingkungan, tradisi ini ngajak kita menghargai dan menjaga kelestarian alam, serta memberikan kehidupan masyarakat secara turun temurun,” katanya.
Melestarikan wayang kulit di era melenial, merupakan upaya luhur mengenalkan generasi muda tentang budaya jawa.
“Mari melestaeikan lingkungan dan memanfaatkan hasil bumi secara berkelanjutan, namun alam juga terjaga jika menjaga alam, alam pun akan menjaga kita,” pinta Umi.
Agar bencana banjir besar tidak terulang kembali. Banjir karanganyar, adalah bencana siklus 50 tahunan. Banjir sebagai motivasi untuk mengkoreksi diri, barangkali ada saluran, atau daerah aliran sungai yang tertutup bangunan liar, selanjutnya agar ditertibkan. Dan perlu mengadaan biopori disetiap rumah, agar peresapan udara secara maksimal. (sukma)