- Polisi Amankan Remaja Bawa Sajam, Diduga Hendak Lakukan Penganiayaan
- Peduli Lingkungan, Polres Demak Tanam 1.500 Pohon Mangrove
- Kegiatan Rutin, Polres Demak Gelar Donor Darah
- Bupati : Koperasi Merah Putih Kendal Selesai Dibentuk
- Nekat Curi Handphone, Warga Kota Semarang Diamankan Polres Demak
- Kapolres Demak : Jangan Rayakan Kelulusan SMA Secara Berlebihan
- Satlantas Polres Demak Bantu Pengendara Mogok Akibat Rob
- Polrestabes Semarang Tetapkan 6 Tersangka dari Kelompok Anarko Terkait Rusuh Demo Mayday
- Amankan Hari Buruh, Polres Demak Siagakan 400 Personel
- Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Kapolres Demak Pimpin Panen Jagung
Prosesi Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga Sangat Sakral, Hanya Diiringi Tembang Sholawatan

Demak,(beritakita.net)- Sebelum prosesi Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga, minyak jamas dan abon-abon, di bawa menuju Griya Cungkup Makam Ageng Sunan Kalijaga.
Sebelumnya Tim Penjamas yang mengumpulkan ganjil, menyerahkan minyak jamas kepada sentono untuk dikirap bersama abon-abon menuju makam sunan.
Lantaran pusaka keris Kiai Carubug, dan Ageman Rompi Kutang Ontokusumo, berada di Griya Cungkup Makam Ageng Sunan Kalijaga, kirap abon-abon pun menuju kesana.
Baca Lainnya :
- Sambut Hari Bhayangkara Ke-78, Polres Demak Gelar Bakti Kesehatan
- Bakal Calon Bupati Demak Ali Abdul Rohman Kirim Hewan Kurban di 14 Kecamatan Se-Kabupaten Demak Sama
- Mas Wawan Kirim Satu Ekor Sapi ke PWNU Jateng, Ajak Teladani Sikap Ketakwaan Nabi Ibrahim dan Ismail
- Kirap Prajurit Petangpuluhan Menandai Akan Dimulainya Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga
- Pemkab Demak Bawa Tradisi Grebeg Besar Raih 2 Rekor MURI
Dikawal pasukan bergodo, dan pagar ayu, kirap jamas diberangkatkan dari Geding Pangeran Wijil V, menuju Griya Cungkup Makam Ageng Sunan Kalijaga, Kelurahan Kadilangu, Demak, pada Senin siang (17/06).
Tradisi Jamasan di Kadilangu, adalah ritual adat menjamasi pusaka peninggalan Sunan Kalijaga, yaitu keris Kiai Carubug, dan Ageman Rompi Kutang Ontokusumo.
Prosesi Tradisi Jamasan ini sangat disakralkan oleh para ahli waris sunan kalijaga Raden Said. Demi menambahkan kekhusukan pelaksanaan penjamasan, rombongan kirap juga diantar dengan tembang-tembang Sholawat.
Tradisi Jamasan Pusaka Sunan Kalijaga digelar bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha, tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun, setiap tanggal 10 Dzulhijjah kalender Islam.
“Hanya ada satu kali Penjamasan Pusaka yang dilakukan oleh Tim Penjamas,” kata Agus Supriyanto, Ketua Lembaga Adat Kadilangu.
Penjamasannya menggunakan minyak campuran lisah sepuh, minyak cendana, gaharu, cempaka, dan minyak nelati kraton.
Sesampainya di makam Sunan Kalijaga, para penjamas melakukan ritual doa, atau tahlil sebelum masuk Griya Cangkup Makam Ageng Sunan Kalijaga.
Dengan mata tertutup, Tim Jamas bertugas membuka peti kayu kuno, personel lain menyiapkan abon-abon, dan ketua Tim bertugas menjamasi.
Penjamasan dilakukan dengan menyeplopkan telapak tangan, dan mengusapi ageman rompi Kutang Ontokusumo, dengan tangan yang penuh minyak.
Selanjutnya mengotori keris yang sudah dikeluarkan dari warangkanya, dengan tangan yang basah oleh minyak jamas.
Penjamasan Pusaka Rompi Kotang Ontakusumo dilakukan dengan mata tertutup, karena itu wasiat langsung dari Sunan Kalijaga.
“Tradisi jamasan telah dilakukan dengan lancar, hal ini membuktikan bahwa penjamasan dilakukan oleh panembahan dan saya yang membuka kunci,” ujarnya.
Agus mengatakan bahwa pada saat tradisi Penjamasan ada dualisme yang sering membuat masyarakat bingung, setelah gagal menjamas, terdapat pihak lain yang mengklaim telah melakukan penjamasan.
Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini di tahun depan, tidak ada lagi dualisme proses jamasan.
“Acara jamasan pusaka Sunan Kalijaga ini sakral jadi bukan main-main, saya berharap tahun depan tidak ada lagi dualisme,” katanya.
Sementara itu, Bupati Eisti'anah menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar ahli waris Sunan Kalijaga, atas sinergitas dan kolaborasi yang telah terjalin baik pada penyelenggaraan tradisi Grebeg Besar Demak 2024 ini.
“Kami berharap kedepannya, agenda nasional yang merupakan akulturasi tradisi budaya dan agama Islam ini semakin meriah dan semakin mengangkat sektor pariwisata tak hanya di kancah nasional namun juga internasional,” kata Eisti. (sukma)